Jumat, 17 Desember 2010

Siapa Penemu "Indonesia" ?


Siapa Penemu “Indonesia?”
Dalam bahasa Greek: Indo yg berarti India & nesos yg berarti pulau, artinya kepulauan India. Pan in the past Indonesia sering disangka bagian dari India.
Maka itu, Indonesia adalah sebuah penemuan politik (political invention) yang agaknya terbesar sepanjang abad ke-20. Dan, itu dimulai secara ‘relatif sederhana’ ketika beberapa pengembara dan ilmuwan ingin menemukan nama yang lebih pas untuk kepulauan Nusantara. Sebagaimana diungkapkan sejarawan Australia, RE Elson, dalam The Idea of Indonesia: A History (Cambridge, 2008), tidak ada seorang pun yang dapat memberikan nama yang pasti bagi kawasan ini sampai awal abad ke-20.
Beragam sebutan diberikan kepada kepulauan Nusantara. Para pengembara Asia menyebutnya sebagai wilayah ‘Laut Selatan’ atau ‘Kepulauan Timur’. Sedangkan sumber-sumber Arab, menyebutnya sebagai ‘negeri bawah angin’ dan kemudian sebagai ‘negeri bangsa Jawi’. Pengembara dan administratur Belanda kemudian menyebutnya sebagai Indies, Hindia Timur, Hindia Belanda, Insulinde, dan Nederland Tropis.
Menurut Elson, kata ‘Indonesia’ pertama kali dibuat (manufactured) pada 1850 oleh pengembara dan pengamat sosial Inggris, George Samuel Windsor-Earl, dalam bentuk ‘Indu-nesia’. Temuan ini kemudian diperkuat rekannya, James Logan, yang memandang istilah ‘Indonesia’ tepat sebagai istilah geografis, tapi tidak untuk kepentingan etnografis. Tetapi, pada 1877, istilah ‘Indonesia’ digunakan antropolog Prancis, ET Hamy, untuk mengacu kepada kelompok rasial yang mendiami kepulauan ini. Dan, sejak itu, berbagai ilmuwan, antara lain, mulai dari antropolog Inggris, AH Keane; linguis Inggris, NH Dennys; etnografer Jerman, Adolf Bastian; etnolog Belanda, GA Wilken; linguis Belanda, H Kern; sampai penasihat Belanda, Snouck Hurgronje, menggunakan nama ”Indonesia” untuk mengacu kepada wilayah dan penduduk Kepulauan Nusantara.
Berkah Sebuah Nama
Makin meluasnya penggunaan nama Indonesia, tidak bisa dielakkan lagi segera menimbulkan banyak implikasi politis. Sebagian wilayahNusantara yang memang sudah relatif menyatu karena fluiditas hubungan antar pulau berkat penyebaran Islam, menjadi lebih terintegrasi dalam kerangka ”Indonesia” . Namaboleh saja ditemukan orang asing, tetapi masyarakat di Kepulauan Nusantara memperoleh berkah dengan adanya kini sebuah nama untuk mengacu kepada wilayah geografis yang mereka diamibersama, sekaligus sebagai ”bangsa” yang mereka bayangkan–apa pun bentuk akhirnya ”Indonesia” . Inilah ide Indonesia yang betapa pun mungkin samarnya yang mengikat berbagai daerah, suku, dan tradisi ke dalam sebuah kerangka kebersamaan jika belum lagi kesatuan.

0 comments:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates